Tuesday, September 30, 2014

Media Cina Tuduh Doraemon Adalah Ancaman Untuk Kebudayaan Cina

Media Cina Tuduh Doraemon Adalah Ancaman Untuk Kebudayaan Cina

Siapa yang tidak tahu dengan sosok karakter robot kucing berwarna biru, Doraemon ? Tokoh yang sangat populer ini sudah tidak perlu lagi diragukan tingkat kepopulerannya. Tapi bagaimana jika kepopulerannya tersebut dituduh merupakan sebuah ancaman untuk negara tertentu.

Jumat lalu Chengdu Daily News, mengklaim bahwa segala bentuk dari waralaba dan pameran yang baru-baru ini diselenggarakan di Cina hanyalah upaya Jepang untuk menumbangkan budaya Cina.

Dalam editorial itu, penulisnya mengatakan bahwa pameran tersebut memiliki "makna jahat tersembunyi," dan bahwa acara (pameran) dengan tema rasa hormat dan persahabatan itu munafik karena dianggap tidak sesuai dengan tindakan-tindakan yang dilakukan Jepang. Penulis bahkan mengklaim bahwa kartun adalah cara untuk mengalihkan perhatian dari tindakan pemerintahan Perdana Menteri Jepang, Shinzo Abe.

Namun tidak semua pembaca di Cina setuju dengan tuduhan ini. Beberapa menyatakan bahwa apa yang ditulis oleh penulis tersebut adalah fitnah untuk ikon masa kanak-kanak yang populer tersebut.

Media Cina Tuduh Doraemon Adalah Ancaman Untuk Kebudayaan Cina
  Seorang pengunjung memotret boneka Doraemon pada pameran yang baru-baru ini diadakan Qingdao, Provinsi Shandong.

Menanggapi ini, sebuah portal berita Cina, Tencent, membuka polling pada hari minggu kemarin. Dari total 70.000 orang yang mengikuti polling, sebanyak 77 persen di antaranya mengatakan tidak untuk melakukan aksi boikot yang diusulkan sebelumnya. Sebuah editorial berjudul, "Atas dasar apa penonton Cina harus memboikot Doraemon ?", menyertai jajak pendapat tersebut dan telah menarik lebih dari 9.000 komentar.

Salah satu pengguna Weibo berkomentar, "Apa yang salah dengan Doraemon ? Mengapa kita harus mempolitisasi segalanya ?".

Salah satu tanggapan yang setuju dengan editorial tersebut berkomentar, "Saya telah meminta anak saya untuk berhenti menonton Doraemon. Ini hanya mengajarkan anak-anak cara menjahili orang lain dan menuai tanpa menabur".

Kedutaan Besar Jepang di Beijing saat ini menolak untuk mengomentari masalah ini.


Sumber :
ANN
sinosphere.blogs.nytimes

0 komentar:

Post a Comment

Share ya!