CUMAINFOANIME Pada kesempatan kali ini kami akn memberkan sebuah oneshoot(cerita) yang berjudul Keping Kenangan
- Judul: Keping Kenangan
- Genre: Romance, slice of life
- Author: Ait Nekomata
Waktu berlalu
Dunia pun berubah
Tetapi hati yang telah terpikat takkan pernah berubah
Akankah takdir membawa kembali cinta yang hilang?
***
"Mimpikah ini?" Santi hampir tidak mempercayai penglihatan ketika melihat sebuah email yang tidak pernah diduganya. Dengan tangan sedikit gemetar, sang dara mengklik email tersebut. Penglihatannya mengabur karena basah oleh airmata. Yang terlihat hanyalah keping-keping kenangan yang memutar kembali. Kembali ke masa dimana perasaan yang terindah pernah gadis itu rasakan
***
Seulas senyuman yang pernah memabukkan Santi dalam kebahagiaan sekaligus memporak randakan semua mimpinya.
***
***
Kak Rinaldi, seniornya di SMU dulu. Pemuda kalem berkacamata selalu memberi kesan dingin dan galak . Awalnya Santi tidak tertarik dengannya karena kegalakkannya.
***
Namun ketika Santi keselo saat di OSPEK, seniornya itulah yang lansung menghampirinya sementara yang lain hanyalah mencemohkannya karena kecerobohannya.
Santi sempat ketakutan, takut disemprot olehnya. Pemuda itu tanpa banyak bicara, memapahnya ke ruangan UKS. Dengan cekatan Rinaldi membalut kaki yuniornya itu.
"Istirahatlah," ujarnya sambil menepuk bahu Santi. "Kalau esok masih sakit maka tidak usah ikut OSPEk."
"Tetapi bukannya OSPEK wajib untuk siswa baru," bantah Santi. Dara remaja itu buru-buru menutup mulutnya ketakutan. Baru tersadar bahwa ia membantah seniornya yang terkenal killer itu.
Rinaldi tersenyum tipis melihat yuniornya ketakutan. "Jangan kuatir. Aku yang bilang dengan panitia OSPEK ."Senyuman tipis itu membuat Santi terpesona. Seulas senyuman membuat wajah seniornya menjadi begitu tampan bagi gadis yang baru beranjak remaja itu.
***
***
Namun ketika Santi keselo saat di OSPEK, seniornya itulah yang lansung menghampirinya sementara yang lain hanyalah mencemohkannya karena kecerobohannya.
Santi sempat ketakutan, takut disemprot olehnya. Pemuda itu tanpa banyak bicara, memapahnya ke ruangan UKS. Dengan cekatan Rinaldi membalut kaki yuniornya itu.
"Istirahatlah," ujarnya sambil menepuk bahu Santi. "Kalau esok masih sakit maka tidak usah ikut OSPEk."
"Tetapi bukannya OSPEK wajib untuk siswa baru," bantah Santi. Dara remaja itu buru-buru menutup mulutnya ketakutan. Baru tersadar bahwa ia membantah seniornya yang terkenal killer itu.
Rinaldi tersenyum tipis melihat yuniornya ketakutan. "Jangan kuatir. Aku yang bilang dengan panitia OSPEK ."Senyuman tipis itu membuat Santi terpesona. Seulas senyuman membuat wajah seniornya menjadi begitu tampan bagi gadis yang baru beranjak remaja itu.
***
Santi ingin melihat senyuman itu lagi walaupun OSPEK telah berakhir. Ia berusaha mencari informasi Ekstrakurikuler apa yang diikuti sang pujaan hati. Sikapnya sempat membuat teman-temannya keheranan. Karena umumnya anak-anak baru lebih tertarik Kak Sonny yang terkenal ramah. Beda dengan Kak rinaldi yang paling galah di antara panitia OSPEK.
***
***
KIR atau Kelompok Ilmiah Remaja, itulah ekstrakuler yang diikuti seniornya itu. Tanpa ragu, Santi memilih ikut KIR walaupun sempat diledek teman-temannya, "Anak malas begini mau ikut KIR?" Santi hanya mencibir sebal.
***
Tetapi hal itu tidak semulus yang Santi bayangkan. Disamping Rinaldi, selalu ada seorang gadis lembut. Lia namanya. Menurut anggota KIR yang lain, mereka adalah teman kecil. "Pacaran sih sudah pasti," timpal Tiara salah satu anggota KIR yang seangkatan Santi. Ia dulu satu SMP dengan mereka sehingga ia pernah mendengar rumor itu dari para senior di SMPnya
Santi merasa lemas mendengarnya. Hilang sudah semangatnya untuk mengikuti KIR lagi. Dengan bandelnya, gadis itu membuka web Mangafox.com pas kegiatan extrakurikuler. Membaca komik kesayangannya Detective Con*n.
"Wah kamu juga suka Detective Con*n juga," sapa seseorang membuat Santi merasa copot jantungnya. Betapa tidak, ia hapal suara itu. Suara Rinaldi senior yang disukainya itu.
Rinaldi tidak mempedulikan ekspresi ketakutan Santi. Pemuda itu malah menarik kursi di sebelah Santi untuk ikut membacanya.
Rinaldi tersadar bahwa Santi memandangnya keheranan. Pemuda itu tersenyum kecil. "Aku ini pengemar manga terutama Detective Con*n. Makanya ikut KIR karena melihat kasus-kasus di Con*n kebanyakkan memakai ilmu fisika."
Kata-kata seniornya di luar dugaan Santi selama ini. Sejak saat mereka menjadi dekat. Semakin Santi mengenalnya semakin terasa berbeda dengan gadis itu sangka tentang orang yang disukai itu. Ternyata Rinaldi orangnya santai dan ramah.
"Soalnya sebagai Panitia OSPEK harus jaga wibawa dong," jawab Rinaldi ketika Santi mempertanyakan perbedaan sikap waktu OSPEK
Santi tertawa kecil. Rinaldi lansung cemberut. "Ngerti kok Kak," bujuk Santi untuk meredakan kekesalan seniornya itu. "Karena sikap Kakak seperti itu maka anggota OSPEK tidak berani kurang ajar."
Pemuda itu tersenyum lebar. Hatinya gembira dipuji yuniornya itu. Tanpa mereka sadari, ada sepasang mata memandang mereka penuh kemarahan.
***
Lama kelamaan Santi merasa anggota KIR yang lain mulai menjauhinya. Akhirnya gadis itu mengetahui penyebabnya.
"Hati-hati. jangan sampai cewemu cemburu," tegur gadis itu ketika Rinaldi mendekatinya lagi. hatinya kesal melihat sikap seniornya yang tidak peka.
"Aku tidak punya cewe," bantah Rinaldi kebingungan
"Mana mungkin ada cewe ngaku pacaran kalau tidak benar!" seru Santi kesal. ia masih teringat kata-kata Lia beberapa waktu lalu.
"Maaf atas sikap teman-teman kita. Mereka hanya tidak ingin kamu merusak hubunganku dengan Rinaldï." begitu katanya membuat Santi merasa di PHP .
***
"KATA SIAPA!! AKU BENAR-BENAR TIDAK PUNYA PACAR!" tangkis Rinaldi dengan suara meninggi.
"AH SUDAHLAH! aku kecewa dengan Kakak. AKU KELUAR!!" Santi melangkah keluar grup.
***
Hari itu langit begitu cerah tetapi bagi Santi dunia begitu gelapnya. Orang lalu lalang di sekitarnya tidak terasa nyata olehnya. Ia seperti menonton filem dimana dirinya bukan bagian dari dunia ini
Sebenarnya Santi tidak ingin meninggalkan seniornya yang disukai itu. Tetapi gadis itu tidak ingin merusak hubungan orang lain apalagi Lia meminta maaf secara lansung begitu. Mana tega!!
Airmatanya sulit dibendung lagi. Hatinya begitu sakit. Pikiran berkecamuk antara keinginan untuk kembali ke Rinaldi dengan kata-kata Lia waktu itu. Ingin rasanya berteriak kenapa dirinya terlambat datang ke kehidupan seniornya itu sebelum Rinaldi pacaran dengan Lia.
***
Namun ketika Santi kelas dua. Ia dan Tiara menjadi sekelas. Tiara meminta maaf karena mengucilkannya waktu itu. Dari Tiara, Santi mengetahui bahwa beberapa hari kemudian Rinaldi dan Lia bertengkar hebat di klub.
"Akhirnya gue tahu kenapa cewe-cewe yang gue dekati mundur semua! TERNYATA GARA-GARA LOE LIA!!" teriak Rinaldi murka. "Kutegaskan kita ini tidak pernah pacaran, DAN TAKKAN PERNAH!! KARENA GUE TAHU BETAPA LICIKNYA LOE DIBALIK SIKAP LOE YANG KAYA LEMAH LEMBUT ITU!!"
Seniornya mengundurkan diri dari KIR hari itu juga. "Kami tidak mengira kalau Lia berbohong tentang hubungannya bersama Rinaldi," Tiara menutup ceritanya
Santi hanya bisa terdiam. Semuanya sudah terlambat. Rinaldi telah ke Surabaya karena ayahnya pindah dinas ke kota tersebut.
***
Sekarang pemuda itu meng-emailnya. Bekas seniornya mengetahui tentang Santi dari jejaring sosial. Kebetulan Rinaldi ada urusan di Jakarta untuk beberapa hari. Karena itu mantan seniornya ingin bertemu lagi.
Dengan rasa harus bercampur bahagia berkecamuk di hati Santi. Semua terasa mimpi baginya. Cinta pertamanya kembali lagi padanya. Dengan hati berdebar gadis itu pun menyetujui pertemuan mereka.
Aaah waktu terasa begitu lambat. Tidak sabar hati dara itu untuk hari esok. Hari dimana semua keping kenangan itu menjadi nyata bukan hanya kenangan.
***
Tetapi hal itu tidak semulus yang Santi bayangkan. Disamping Rinaldi, selalu ada seorang gadis lembut. Lia namanya. Menurut anggota KIR yang lain, mereka adalah teman kecil. "Pacaran sih sudah pasti," timpal Tiara salah satu anggota KIR yang seangkatan Santi. Ia dulu satu SMP dengan mereka sehingga ia pernah mendengar rumor itu dari para senior di SMPnya
Santi merasa lemas mendengarnya. Hilang sudah semangatnya untuk mengikuti KIR lagi. Dengan bandelnya, gadis itu membuka web Mangafox.com pas kegiatan extrakurikuler. Membaca komik kesayangannya Detective Con*n.
"Wah kamu juga suka Detective Con*n juga," sapa seseorang membuat Santi merasa copot jantungnya. Betapa tidak, ia hapal suara itu. Suara Rinaldi senior yang disukainya itu.
Rinaldi tidak mempedulikan ekspresi ketakutan Santi. Pemuda itu malah menarik kursi di sebelah Santi untuk ikut membacanya.
Rinaldi tersadar bahwa Santi memandangnya keheranan. Pemuda itu tersenyum kecil. "Aku ini pengemar manga terutama Detective Con*n. Makanya ikut KIR karena melihat kasus-kasus di Con*n kebanyakkan memakai ilmu fisika."
Kata-kata seniornya di luar dugaan Santi selama ini. Sejak saat mereka menjadi dekat. Semakin Santi mengenalnya semakin terasa berbeda dengan gadis itu sangka tentang orang yang disukai itu. Ternyata Rinaldi orangnya santai dan ramah.
"Soalnya sebagai Panitia OSPEK harus jaga wibawa dong," jawab Rinaldi ketika Santi mempertanyakan perbedaan sikap waktu OSPEK
Santi tertawa kecil. Rinaldi lansung cemberut. "Ngerti kok Kak," bujuk Santi untuk meredakan kekesalan seniornya itu. "Karena sikap Kakak seperti itu maka anggota OSPEK tidak berani kurang ajar."
Pemuda itu tersenyum lebar. Hatinya gembira dipuji yuniornya itu. Tanpa mereka sadari, ada sepasang mata memandang mereka penuh kemarahan.
***
Lama kelamaan Santi merasa anggota KIR yang lain mulai menjauhinya. Akhirnya gadis itu mengetahui penyebabnya.
"Hati-hati. jangan sampai cewemu cemburu," tegur gadis itu ketika Rinaldi mendekatinya lagi. hatinya kesal melihat sikap seniornya yang tidak peka.
"Aku tidak punya cewe," bantah Rinaldi kebingungan
"Mana mungkin ada cewe ngaku pacaran kalau tidak benar!" seru Santi kesal. ia masih teringat kata-kata Lia beberapa waktu lalu.
"Maaf atas sikap teman-teman kita. Mereka hanya tidak ingin kamu merusak hubunganku dengan Rinaldï." begitu katanya membuat Santi merasa di PHP .
***
"KATA SIAPA!! AKU BENAR-BENAR TIDAK PUNYA PACAR!" tangkis Rinaldi dengan suara meninggi.
"AH SUDAHLAH! aku kecewa dengan Kakak. AKU KELUAR!!" Santi melangkah keluar grup.
***
Hari itu langit begitu cerah tetapi bagi Santi dunia begitu gelapnya. Orang lalu lalang di sekitarnya tidak terasa nyata olehnya. Ia seperti menonton filem dimana dirinya bukan bagian dari dunia ini
Sebenarnya Santi tidak ingin meninggalkan seniornya yang disukai itu. Tetapi gadis itu tidak ingin merusak hubungan orang lain apalagi Lia meminta maaf secara lansung begitu. Mana tega!!
Airmatanya sulit dibendung lagi. Hatinya begitu sakit. Pikiran berkecamuk antara keinginan untuk kembali ke Rinaldi dengan kata-kata Lia waktu itu. Ingin rasanya berteriak kenapa dirinya terlambat datang ke kehidupan seniornya itu sebelum Rinaldi pacaran dengan Lia.
***
Namun ketika Santi kelas dua. Ia dan Tiara menjadi sekelas. Tiara meminta maaf karena mengucilkannya waktu itu. Dari Tiara, Santi mengetahui bahwa beberapa hari kemudian Rinaldi dan Lia bertengkar hebat di klub.
"Akhirnya gue tahu kenapa cewe-cewe yang gue dekati mundur semua! TERNYATA GARA-GARA LOE LIA!!" teriak Rinaldi murka. "Kutegaskan kita ini tidak pernah pacaran, DAN TAKKAN PERNAH!! KARENA GUE TAHU BETAPA LICIKNYA LOE DIBALIK SIKAP LOE YANG KAYA LEMAH LEMBUT ITU!!"
Seniornya mengundurkan diri dari KIR hari itu juga. "Kami tidak mengira kalau Lia berbohong tentang hubungannya bersama Rinaldi," Tiara menutup ceritanya
Santi hanya bisa terdiam. Semuanya sudah terlambat. Rinaldi telah ke Surabaya karena ayahnya pindah dinas ke kota tersebut.
***
Sekarang pemuda itu meng-emailnya. Bekas seniornya mengetahui tentang Santi dari jejaring sosial. Kebetulan Rinaldi ada urusan di Jakarta untuk beberapa hari. Karena itu mantan seniornya ingin bertemu lagi.
Dengan rasa harus bercampur bahagia berkecamuk di hati Santi. Semua terasa mimpi baginya. Cinta pertamanya kembali lagi padanya. Dengan hati berdebar gadis itu pun menyetujui pertemuan mereka.
Aaah waktu terasa begitu lambat. Tidak sabar hati dara itu untuk hari esok. Hari dimana semua keping kenangan itu menjadi nyata bukan hanya kenangan.
0 komentar:
Post a Comment
Share ya!